IKATAN PERAWAT KESEHATAN JIWA INDONESIA - KALIMANTAN BARAT

Hi, guest ! welcome to IPKJI WestBorneo!. | About Us | Contact | Register | Sign In

Pages

Sponsored

ROLL

.

Kamis, 01 Januari 2015

GARIS-GARIS PROGRAM KERJA IPKJI TAHUN 2011 - 2016

PENDAHULUAN
Garis – garis Besar Program Kerja (GBPK) hasil Kongres Nasional II Ikatan Perawat kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) tahun 2011 merupakan pokok-pokok kerja IPKJI pusat maupun wilayah pada masa bakti 2011 – 2016. Melalui program kerja ini diharapkan dapat dicapai tujuan organisasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPKJI hasil Kongres Nasional II di Bukittinggi Nopember tahun 2011. Acuan ini dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan Dari masing-masing departemen maupun unsur organisasi dalam menyelenggarakan kegiatan IPKJI.GBPK ini berfungsi untuk menetapkan sasaran-sasaran dan langkah-langkah IPKJI dalampencapaian visi dan misi organisasi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatankhususnya dan pembangunan Nasional umumnya pada lima tahun mendatang. GBPK tersebut merupakan pembaharuan dan  penyempurnaan dari Program Kerja IPKJI tahun 2006 – 2011.
Garis-Garis Besar Program Kerja ini disusun berdasarkan landasan idiil; Pancasila, landasan konstitusional; Undang-Undang Dasar 1945, dan UU No.36/tahun 2009 tentang Kesehatan serta landasan operasional; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI Tahun 2010 dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPKJI Tahun 2011.
Ruang lingkup GBPK meliputi:
1) Pembinaan organisasi,
2) Perlindunganhukum,pengelolaan hubungan masyarakat,
3) Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan,
4) Pembinaan Pelayanan Keperawatan dan
5) Pembinaan Kesejahteraan
A. Visi:
Ikatan Perawat kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) menjadi wadah Nasional perawat jiwa Indonesia yang memiliki kekuatan suara komunitas perawat jiwa dan peduli terhadap pelayanan kesehatan dan atau keperawatan jiwa yang bermutu bagi masyarakat
B. Misi:
1. Mengembangkan kepemimpinan dan manajemen IPKJI untuk mencapai tata pamong yang baik dan jejaring yang kuat secara berjenjang (tingkat pusat dan wilayah)
2. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan jiwa yang profesional, aman, kompeten,legal, etis, dan peka budaya untuk masyarakat
3. Memfasilitasi pencapaian perawat jiwa untuk mengikuti standar regional daninternational
4. Mengembangkan jejaring organisasi, pendidikan dan pelayanan tingkat nasional regionaldan international di bidang kesehatan jiwa
5. Mengembangkan sosial marketing
C.Program -program
Visi dan misi IPKJI periode 2011-2016 tersebut diharapkan dicapai melalui serangkaian program kegiatan sebagai berikut :
1. Bidang Organisasi
1.1. Konsolidasi organisasi melalui sosialisasi hasil kongres, rapat pimpinan dan rapat pengurus
1.2. Pembinaan anggota dan kaderisasi melalui kegiatan – kegiatan organisasi
1.3. Menyusun database anggota dan pengurus IPKJI yang ter up-date
1.4. Merancang sistem keanggotaan IPKJI
2. Bidang Hukum dan Hubungan Masyarakat
2.1. Menyebarluaskan informasi terkini keperawatan jiwa indonesia
2.2. Membangun citra dan profesionalisme keperawatan jiwa melalui social marketing
2.3. Memberikan perlindungan payung hukum pada segenap perawat jiwa Indonesia
2.4. Membangun jejaring dengan pihak terkait : Pemerintah, PPNI, LSM, OP lainnya dalam mengembangkan profesionalisme dan ilmu keperawatan jiwa di Indonesia
2.5. Menyusun sejarah Keperawatan Jiwa Indonesia
3. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
3.1. Memfasilitasi pendidikan berkelanjutan perawat jiwa sesuai dengan bidang pekerjaan dan latar belakang pendidikan.
3.2. Meningkatkan kompetensi perawat jiwa sesuai dengan latar belakang pendidikan dan wilayah kerja
3.3. Bekerjasama dengan kolegium keperawatan jiwa memfasilitasi proses pengakuan perawat jiwa generalis plus menjadi spesialis jiwa
4. Bidang Penelitian dan Pengembangan
4.1. Meningkatnya kegiatan penelitian pada area keperawatan jiwa
4.2. Tersusunnya standar kompetensi perawat jiwa sesuai jenjang karir
4.3. Terselenggaranya pertemuan ilmiah keperawatan jiwa yang kontinyu sebagaisarana berbagi pengetahuan dan pengalaman diantara sesama perawat
5. Bidang Pelayanan Keperawatan
5.1. Membentuk Jejaring komunikasi dan informasi pelayanan keperawatan Jiwa Indonesia
5.2. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan jiwa di institusi kesehatan dan masyarakat melalui standarisasi pelayanan keperawatan jiwa
5.3. Mengembangkan pelayanan keperawatan jiwa yang mandiri melalui praktek keperawatan jiwa profesional di tatanan pelayanan kesehatan dan masyarakat
6. Bidang Kesejahteraan
6.1. Mengembangkan sistem penghargaan pelayanan keperawatan jiwa berdasarkan sistem jenjang karir PPNI
6.2. Membangun kantor sekretariat PB IPKJI.

Read More »
22:55 | 0 komentar

SEJARAH IKATAN PERAWAT KESEHATAN JIWA INDONESIA (IPKJI)

Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa (IPKJI )dibentuk tahun 1997 bersamaan dengan Jambore Kesehatan Jiwa yang dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor (sekarang RS Dr H. Marzoeki Mahdi Bogor).
Jambore Kesehatan Jiwa yang dilaksanakan pada tanggal 8-9 Oktober 1995 dihadiri oleh pasien dan tenaga kesehatan dari seluruh rumah sakit jiwa di Indonesia termasuk di antaranya perawat dari rumah sakit jiwa. Momen ini digunakan oleh perawat-perawat lulusan SPRB Bogor dengan dipimpin oleh bapak Haruman, BS untuk melakukan sarasehan keperawatan jiwa dan melontarkan ide pembentukan organisasi profesi keperawatan jiwa.
Peserta sarasehan setuju untuk membentuk organisasi peminatan keperawatan jiwa yang kemudian diresmikan berdirinya pada tanggal 9 Oktober 1995 dengan nama organisasi Himpunan Perawat Jiwa Indonesia disingkat HPKJI dan ditetapkannya Bapak Drs Haruman BS sebagai Ketua Umum HPKJI.
Program awal yang dilaksanakan adalah konsolidasi organisasi dan berafiliasi dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tujuan pembentukan HPKJI sesuai dengan Anggaran Dasar adalah:
1.    Memantapkan persatuan dan kesatuan yang kokoh antara tenaga perawat kesehatan jiwa
2.    Meningkatkan profesionalisme Perawat Kesehatan   Jiwa  dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan  pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
3.    Mengembangkan karir dan prestasi kerja dan peningkatan       kesejahteraan bagi perawat kesehatan jiwa
4.    Memfasilitasi dan meberikan perlindungan / Advokasi dalam menggunakan hak praktik mandiri dan hukum
5.    Menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi, institusi dan lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri
Pada tahun 2006 terjadi perubahan nama organisasi menjadi Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI). Nama baru ini disepakati dalam Musyawarah Nasional tahun 2006 di RSJP Magelang yang sekaligus mengukuhkan Bapak Drs Haruman BS sebagai KetuaUmum IPKJI.
Saat ini ketua umum IPKJI adalah Bapak H. Supriyanto, SPd, MKes. Berdasarkan hasil Musyawarah Nasional II tahun 2011 di Bukit tinggi Sumatera Barat
KETUA UMUM HPKJI/IPKJI
1.    Drs Haruman, BS, tahun 1995 -2006
2.    Drs Haruman, BS, tahun 2006 – 2010
3.    H. SupriyantoSPd, MKes, tahun 2010-2012 (PLH)
4.    H. Supriyanto, SPd, MKes, tahun 2012 – sekarang

Read More »
22:49 | 0 komentar

Sambas Siap Mewujudkan Perawat CMHN

Sambas Siap Mewujudkan Perawat CMHN
Selasa, 18/06/2013

Klik untuk ukuran asli
SAMBAS- Kabupaten Sambas tidak mau ketinggalan dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan jiwa. Meskipun TPKJM (Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat) masih belum terbentuk namun bukan berarti masalah kesehatan jiwa terabaikan, bahkan dalam waktu dekat Sambas siap akan melatih perawat CMHN (Community Mental Health Nursing) sebagaimana yang telah dilakukan beberapa kabupaten/kota lain dan akan membentuk TPKJM.

Demikian hasil pertemuan sosialisasi CMHN di Dinas Kesehatan Sambas atas inisiasi Dinas Kesehatan Provinsi dengan menghadirkan tim CMHN Prov Kalbar yang berasal dari IPKJI (Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia) Kalbar, RSK Prov Kalbar, RSJ Prov Kalbar, dan STIKES Yarsi, Senin, 17 Juni.

Selaku tuan rumah, tampak hadir Sekretaris Dinas Kesehatan, H. Zainal Abidin, SKM, Kabid Yankes, Uray Hendy Wijaya, SKM, MPH, Kasi Yandas & Khusus, Muhardi, SKM dan beberapa kepala Puskesmas serta utusan dari Dinas Sosial, Irwansyah. “Kesehatan jiwa perlu mendapat perhatian yang lebih, terutama pada penanganan pasien pasca rawat inap” ujar H. Zainal Abidin, menurutnya saat ini masih terlihat pasien yang keluyuran di jalan-jalan.

Untuk itu, diharapkan perawat-perawat terutama di tingkat Puskesmas mendapatkan pelatihan bagaimana caranya untuk merawat pasien pasca rawat inap tersebut, sambung Hendy Wijaya. Ditambahkan pula karena ketidaktahuan masyarakat terhadap masalah gangguan jiwa ada yang dipasung oleh keluarganya, “Tapi sekarang pasien pasung tersebut sudah dirujuk ke RSJ Singkawang” ujarnya menjelaskan.

Koordinator tim CMHN Prov Kalbar, Wahyu Kirana, M.Kep, Sp.Jiwa, menjelaskan bahwa menurut estimasi Riskesdas tahun 2007 jumlah penderita gangguan jiwa berat di Sambas menempati urutan ketiga dari seluruh Kabupaten/Kota se Kalbar, yakni 527 orang. “Jumlah tersebut masih minimal, karena biasanya banyak penderita gangguan jiwa dimasyarakat yang tidak dilaporkan” jelas Wahyu Kirana, yang juga ketua IPKJI Kalbar itu. Oleh karenanya peran serta masyarakat perlu dilibatkan melalui program perawatan kesehatan jiwa masyarakat atau CMHN, lanjut Wahyu Kirana.

Dr. Erna Yulianty dan Nuren Sinurat utusan dari Dinas Kesehatan Provinsi yang memfasilitasi sosialisasi ini merasa sangat puas, meskipun dengan persiapan yang terkesan mendadak namun ternyata tidak mengurangi efektifitas dan manfaat kegiatan yang berlangsung lebih dari 3 jam itu. “Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal Kabupaten Sambas untuk membentuk TPKJM dengan segera, karena kabupaten/kota lain sudah terlebih dahulu membentuknya” ujar Dr. Erna Yulianty sembari menyampaikan bahwa pihak Kemenkes sendiri telah memberikan bantuan obat injeksi untuk penderita gangguan jiwa terkait Indonesia bebas pasung 2014, saat ini tersedia di Dinas Kesehatan Provinsi bagi kabupaten/kota yang memerlukannya cukup dengan menyampaikan data-data pasien gangguan jiwa.

Diakhir acara Kasi Yandas & Khusus, Muhardi menyatakan akan berusaha maksimal agar pelatihan CMHN bagi perawat-perawat Puskesmas bisa direalisasikan tahun depan, menurutnya selama ini belum terlaksana karena anggaran untuk hal tersebut yang masih terbatas. (Uray Helwan, SKM / RSK Prov Kalbar) 

Read More »
10:00 | 0 komentar

Kalbar Kirim 10 Utusan ke Konas Kepwa Riau

Klik untuk ukuran asli
Riau – 10 orang perawat jiwa dari Kalbar hadiri Konferensi Nasional Keperawatan Jiwa XI di Pekan Baru, Riau, 21-24 Oktober 2014.

Utusan yang berasal dari berbagai institusi itu memang telah dipersiapkan sebelumnya. Karena selain untuk menghadiri, Kalbar juga mempresentasikan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah pada 2015 mendatang. Hal ini disampaikan oleh sekretaris wilayah Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) Prov. Kalbar, Juliansyah, S.Kep, “Kehadiran kita kali ini sangat penting karena untuk menunjukkan kepada PB IPKJI bahwa kita siap menjadi penyelenggara Konas tahun depan” ujarnya.

Juliansyah menjelaskan tidak mudah untuk menjadi tuan rumah Konas Kepwa karena ia dipilih berdasarkan voting peserta yang hadir, jadi harus mampu meyakinkan peserta mengenai kelebihan yang dimiliki oleh daerahnya. “Tahun lalu Kalbar telah terpilih untuk kegiatan Konas tahun depan (2015), ternyata peserta waktu itu tertarik dengan presentasi yang kita sampaikan” lanjut Juliansyah yang sehari-hari bertugas di RSJD Sungai Bangkong itu.

Rombongan Kalbar yang ikut ke Riau diketuai oleh Ns. Florensa, M.Kep., Sp.Kep. Jiwa. Berbagai institusi yang mengirimkan utusannya antara lain: STIKES Yarsi, AKPER Dharma Insan, RSJD Sungai Bangkong, RSJ Prov Kalbar, STIK Muhammadiyah dan Dinkes Kubu Raya.

Acara dibuka oleh Plt Gubernur Riau, Andi Rahman. Ia menyambut baik acara yang berlangsung 3 hari ini, menurutnya hal ini positif untuk pengembangan pembangunan kesehatan khususnya di bidang jiwa.

Meski termasuk kegiatan ilmiah, namun kesan kemeriahan tidak luput dari Konas XI Kepwa ini. Tari selamat datang khas melayu Riau menyambut peserta yang mencapai 200 orang dari hampir seluruh provinsi Indonesia. Ditambah paduan suara kian memeriahkan gawe nasional tahunan Keperawatan Jiwa ini.

Adapun tema yang diangkat adalah Satu Dekade Implementasi Pelayanan Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Capaian Indonesia Bebas Pasung 2014. Hasil Konas tertuang dalam rekomendasi yang salah satunya pengembangan keperawatan kesehatan jiwa baik dalam tatanan institusi pelayanan, pendidikan keperawatan maupun area penelitian guna menyelaraskan dengan Undang-Undang Kesehatan Jiwa yang baru. (Uray Helwan / RSK Prov Kalbar). 

Read More »
09:40 | 0 komentar

Kalbar Tuan Rumah Konferensi Nasional Perawat Jiwa

Klik untuk ukuran asli
Singkawang-Tahun 2015 merupakan momentum yang ditunggu-tunggu sekaligus sebagai tantangan bagi Ikatan Perawat Jiwa Indonesia (IPKJI) wilayah Kalbar. Karena pada tahun tersebut Konferensi Nasional (Konas) Perawat Jiwa ke 12 akan berlangsung di Kalbar.

Wahyu Kirana, M.Kep, Sp.Jiwa, ketua IPKJI Kalbar menghimbau agar seluruh perawat jiwa yang tersebar luas di Kalbar, untuk memfokuskan pada kesuksean acara yang diselenggarakan setiap tahun itu. “Banyak provinsi yang menginginkannya, namun ternyata kita yang akhirnya ditetapkan sebagai tuan rumah” ujar master keperawatan jiwa alumni Universitas Indonesia ini pada rapat koordinasi IPKJI di RSJ Singkawang, 19 September. Wahyu mengharapkan kesungguhan panitia penyelenggara memberikan santunan yang terbaik bagi para tamu nantinya yang diperkirakan mencapai 400 orang dari seluruh Indonesia. “Jangan sampai keinginan kita untuk memberikan prestasi yang membanggakan bagi Kalbar justru menjadi bumerang karena persoalan teknis yang tidak diantisipasi” ujar ibu 2 anak yang juga menjabat sebagai ketua STIKES Yarsi Pontianak ini.

Tema yang rencananya akan diangkat adalah seputar Penanganan Kesehatan Jiwa di Daerah Perbatasan. Acaranya terdiri dari Seminar Internasional, Seminar Penelitian, Presentasi Ilmiah, Hospital Tour dan berbagai acara hiburan.

Ketua panitia Florensa, M.Kep., Sp.Kep.J, menyatakan sejak sekarang timnya sudah terus akan bekerja demi suksesnya acara tersebut. Waktui penyelenggaraan diperkirakan bulan Nopember 2015, tempatnya kemungkinan besar di Kota Pontianak. “Saya merasa yakin dengan kemampuan panitia, namun demikian tetap perlu dukungan semua pihak karena ini gawe besar” tegasnya.

Kepanitiaan ditetapkan berdasarkan SK Pengurus Besar (PB) IPKJI, dengan nomor 067/PB IPKJI/I/2014 yang ditandatangi ketua umum H. Supriyanto, Spd.Mkes.

Konas IPKJI sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2004 yang dilaksanakan di Kota Bogor, kemudian setiap tahun bergilir di Yogyakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, NAD, Bali, Padang, NTB dan Samarinda. Tahun ini akan diadakan di Riau pada 22-24 Oktober.

Keputusan strategis yang dihasilkan dari Konas IPKJI adalah rekomendasi yang akan menjadi acuan dalam praktik dan pengembangan keperawatan jiwa di bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian. (Uray Helwan / RSK Prov Kalbar).

Read More »
09:12 | 0 komentar